Oleh : Dwi Murdaningsih, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Vaksinasi covid-19 terus berjalan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, Ahad (1/8) jumlah penerima vaksin lengkap mencapai 20,6 juta jiwa. Sedangkan penerima dosis pertama kini 47,7 juta jiwa. Angka-angka ini masih jauh dari target sasaran vaksinasi sebanyak 208 juta jiwa.
Banyak orang berbagi kebahagiaan setelah mendapatkan dosis kedua vaksin covid-19. "Done dosin kedua vaksin, Alhamdulillah yuk kita kemana? " begitu beberapa kali penulis melihat ungkapan teman yang dibagikan melalui status WhatsApp atau Twitter.
Vaksin memang melindungi tubuh dari kemungkinan terkena covid-19 dengan gejala yang parah. Namun, apakah kita benar-benar aman setelah mendapatkan dosis kedua vaksin covid-19? Penulis rasa jawabannya belum.
Seorang kawan mengalami infeksi covid-19 dengan gejala sedang dan harus dirawat 8 hari setelah mendapatkan dua kali dosis vaksin covid-19. Dia kemudian bertanya kepada dokter, kok bisa ya teringeksi?
Dokternya mengibaratkan virus covid-19 ini dengan virus yang menyerang komputer. Vaksin dianalogikan sebagain antivirusnya.
Dia menganalogikan bahwa vaksin covid-19 seperti anti virus untuk software sistem operasi 6. Setiap hari, setiap minggu virus mungkin terus meng-upgrade sehingga telah berkembang menjadi sistem operasi 7. Alhasil, tetap ada risiko terinfeksi meski sudah divaksinasi lengkap.
Riset terbaru (Pan, 2021) menyebutkan kadar atibodi vaksin Sinovac pada 6-8 bulan setelah suntukan kedua mengalami penurunan. Pada 28 hari setelah vaksin kedua, kadar antibodi mencapai 39,6-49,1. Sedangkan kadar antibodi setelah 6 bulan vaksin kedua hanya 6,7. Angka ini bahkan jauh lebih rendah dibandingan kadar antibodi yang dimiliki oleh pasien positif covid-19 yakni 8.
Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa kadar antibodi yang diberikan setelah suntikan ketiga, bisa mencapai 143,1 atau tiga kali lipat dibandingkan dengan setelah suntikan kedua.
Demikian juga dengan vaksin-vaksin lain yang menemukan bahwa efikasinya menurun setelah 6 bulan. Efikasi vaksin Pfizer mencapai 96,2 persen hanya bertahan satu minggu hingga dua bulan setelah menerima dosis kedua. Rata-rata, penurunan efikasi terjadi sekitar 6 persen setiap dua bulan.
Dari temuan ini menandakan bahwa vaksin adalah ikhtiar untuk melindungi, tapi tetap tugas pertama kita adalah mencegah bagaimana virus corona masuk ke dalam tubuh. Caranya, tentu dengan 5M. Jangan lengah.
Jangan mentang-mentang sudah dua dosis vaksin lalu jadi bisa berkumpul dan buka masker. Tidak begitu. Protokol kesehatan tidak boleh kendor meski sudah divaksin lengkap.
Soal antibodi yang turun setelah 6 bulan, Alhamdulillah sejak pertengahan Juli lalu tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan penanganan covid-19 sudah bertahap diberikan booster vaksin covid-19. Nakes diberikan dosis ketiga dengan harapan bisa mencegah terpapar covid-19 lantaran sehari-hari mereka beraktivitas di tempat yang rentan paparan virus.
Apakah nantinya semua orang perlu mendapatkan booster? Entahlah. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana vaksinasi bisa diberikan kepada sebanyak mungkin warga sehingga bisa menghambat penularan covid-19. Dengan begitu diharapkan masyarakat bisa kembali beraktivitas.
Bagi yang belum divaksin atau masih ragu untuk divaksin dengan alasan: lho, dia sudah vaksin lengkap juga masih kena? Perlu dicatat bahwa tidak ada vaksin yang 100 persen efektif mencegah covid-19. Namun para dokter menyatakan bahwa vaksinasi bisa mencegah keparahan covid-19 meskipun ada juga kemungkinan untuk meninggal. Jadi, jangan ragu untuk divaksin dan tetap jaga prokes!.