REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Indira Rezkisari*
JAKARTA -- Pertemuan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Donald Trump di Singapura diharapkan membawa kabar baik bagi perdamaian dunia. Meski tidak diketahui apakah Korea Utara benar-benar akan berkomitmen terhadap pertemuan tersebut.
Kedatangan Kim Jong-un ke Singapura tergolong istimewa. Ia baru tiga kali ini melakukan lawatan keluar negeri. Dan di Singapura ia sempat berjalan-jalan menikmati pesona Negara Singa tersebut.
Diketahui Senin (11/6) malam, sebelum bertemu dengan Trump, Jong-un menyempatkan mampir ke taman buatan manusia berskala masif di Gardens by the Bay. Ditemani sejumlah menteri Singapura, Jong-un bahkan sempat berswafoto di belakang hamparan bunga-bunga.
Gardens by the Bay adalah taman super modern yang bisa dinikmati sejak pagi hingga malam hari. Jika di siang hingga sore pengunjung bisa melihat-lihat aneka bunga dalam kubah berpendingin udara yang tertata cantik, di malam hari Gardens by the Bay berubah jadi taman pohon supertinggi yang bisa menyala.
Dari Gardens by the Bay, Jong-un diajak ke Marina Bay Sands yang letaknya cukup dekat dengan taman bunga tersebut. Marina Bay Sands adalah bangunan pusat perbelanjaan mewah sekaligus hotel. Bangunannya unik dan segera menjadi ikon baru Singapura karena tampak seperti ada kapal tersangkut di bagian atasnya.
Di sini Jong-un melihat Singapura dari ketinggian di Sky Park dari lantai 56. Dari situ Jong-un berjalan ke Jubilee Bridge, yang menghubungkan antara Merlion Park dan promenade di depan bangunan ikonik lain Singapura yaitu Esplanade yang mirip seperti buah durian.
Sepanjang agenda jalan-jalan singkat Jong-un itu penjagaan berlangsung dengan sangat ketat. Bahkan setelah Jong-un meninggalkan Sky Park di Marina Bay Sands tampak petugas yang mengelap semua bagian yang disentuh Jong-un. Agaknya pihak Korea Utara menjaga ketat agar sidik jari Jong-un tidak dimanfaatkan pihak yang tidak berkepentingan.
Pemimpin Korea Utara saat menikmati Gardens by the Bay, Senin (11/6) malam. Ia ditemani sejumlah menteri Singapura.
Singapura konon sudah mengeluarkan cukup banyak uang untuk memfasilitasi pertemuan antara Presiden Trump dan Kim Jong-un. Kabarnya biaya untuk delegasi Korea Utara sepenuhnya ditanggung Singapura. Jumlah biaya yang dikeluarkan Singapura kabarnya mencapai 20 juta dolar AS atau sekitar Rp 278 miliar untuk pertemuan dua pemimpin tersebut.
Usai menikmati Singapura secara singkat tersebut, Jong-un berkomentar kalau Singapura bersih dan indah. "Singapura bersih dan indah dan setiap bangunan bergaya seperti yang dia dengar di masa lalu, menambahkan dia akan belajar banyak dari pengetahuan dan pengalaman yang baik dari Singapura di berbagai bidang di masa depan," kata Jong-un, dikutip dari artikel media Korea KCNA.
Singapura memang menawan. Tak heran kalau Kim Jong-un terpesona. Apalagi Jong-un berkesempatan menikmati kemewahan Singapura mulai dari menginap di Hotel St Regis hingga bertemu dengan Trump di Hotel Capella yang mewah di Pulau Sentosa.
Singapura pada akhirnya berhasil mengubah agenda politik besar tersebut menjadi promosi wisata. Sekitar 3.000 ribu jurnalis yang mendaftar untuk meliput pun diberi kesempatan secara gratis mencicipi makanan nasional Singapura di media center.
Sejumlah katering dikaryakan untuk menyediakan makanan bagi jurnalis yang bertugas, mulai dari sarapan, makan siang, kudapan teh sore, hingga makan malam. Menu yang tersaji diantaranya adalah nasi ayam Singapura dan laksa Singapura. Beberapa perusahaan katering tergabung dalam Common Good Company, yaitu konsorsium makanan Singapura diantaranya es krim Udders yang terkenal dan The Soup Spoon. Mereka menyajikan lebih dari 23 macam makanan, termasuk beberapa yang dibuat khusus untuk pertemuan Trump dan Jong-un misalnya sup Kimchi Jiggae dan es krim kimchi.
Makanan yang ditawarkan juga bukan hanya makanan Singapura. Petugas katering meracik makanan Malaysia, Vietnam, Thailand, Korea, Jepang, Cina, India, Prancis, Amerika, Italia, Inggris, Australia, Brasil, dan Timur Tengah. Ini adalah pekerjaan katering terbesar di Singapura sejak final WTA di Oktober 2017 yang mengharuskan katering mengerjakan 8.000 makanan, 72 macam ragamnya, dan 9,1 ton makanan untuk ajang tenis wanita tersebut.
Es krim dengan rasa Korea dibagikan kepada para jurnalis di Media Center peliputan pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un.
Gardens by the Bay hingga nasi ayam khas Singapura adalah dua hal yang dituju setiap pelancong saat ke Negara Singa. Terima kasih pada Jong-un kini banyak orang yang juga ingin mendatangi destinasi wisata yang disambanginya selama di Singapura.
Mengutip dari Channel News Asia, tempat-tempat yang dihampiri Trump dan Jong-un memberikan promosi wisata dan bisnis bagi Singapura. Kevin Wee, pengajar senior di bidang hospitality dan manajemen turis di Nanyang Polytechnic, mengatakan jika tempat-tempat itu cukup bagus bagi Presiden Amerika berarti akan cukup bagus bagi siapapun.
"Misalnya saja miliuner yang khawatir terhadap keamanannya bisa menyewa seluruh lantai hotel untuk keperluannya. Mereka mungkin bisa bilang Capella atau Shangri-La sudah memenuhi kebutuhan Presiden, jadi bisa memenuhi kebutuhan dia."
Kata Wee, branding seperti itu priceless bagi Singapura. Ia mengungkap itu alasan Singapura dengan senang hati mengerjakannya semua hingga sempurna.
Sementara Lars Voedisch, direktur pelaksana PRecious Communications, mengatakan pertemuan Trump dan Jong-un adalah sesuatu yang banyak negara bersedia untuk menjadi tuan rumah dan mengeluarkan banyak uang. Ditambah kehadiran banyaknya media internasional di Singapura disebut Direktur Pelaksana PR Werkz Cho Pei Lin akan memberikan mereka pemahaman mengenai DNA Singapura.
"Mulai dari menyambut mereka di Bandara Changi, ke negara kebun kita, infrastruktur dan transportasi yang terkoneksi, negara yang bersih dan efisien, dan kemampuan untuk menjadi tuan rumah pertemuan dalam jangka waktu pendek sambil memastikan keamanan dan keselamatan dua delegasi negara dan Singapura," katanya. "Ini adalah kesempatan besar yang sebelumnya belum pernah untuk menunjukkan seperti apa Singapura ke dunia."
Apapun hasil dari pertemuan Trump dan Jong-un, akhirnya yang menang banyak adalah Singapura. Tak hanya dari segi turisme juga dari segi bisnis, Singapura seakan membisikkan ke dunia kalau meski kecil negaranya sangat aman, stabil, dan nyaman untuk membuka bisnis internasionalnya di sana.
*Redaktur Republika.co.id