REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauziah Mursid, Jurnalis Republika untuk Isu-Isu Politik
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri akhir pekan ini baru saja mengumumkan salah satu bakal calon kepala daerah di Pilkada 2018 mendatang. Calon pasangan dari Jawa Timur menjadi daerah kedua, setelah beberapa menit sebelumnya Sulawesi Selatan yang diperkenalkan langsung oleh Megawati kepada media pada Ahad 15 Oktober kemarin.
Jawa Timur memang diumumkan kedua setelah Sulawesi Selatan dengan alasan Sulsel menurut Megawati memang bukan basis PDIP. Sehingga, menurutnya, perlu diutamakan terlebih dahulu.
Lebih dari itu, pilihan mengumumkan Jawa Timur setelah Sulawesi Selatan memang sengaja dilakukan untuk menambah penasaran siapa sosok yang pada akhirnya diusung oleh partai berlambang banteng tersebut. Khususnya bagi kami para jurnalis yang memang datang sengaja untuk menunggu pengumuman pilihan akhir PDIP untuk Pilkada Jawa Timur. Meskipun kami pun sudah dapat menebak siapa nama dua sosok yang pada akhirnya diusung PDIP tersebut.
Adalah Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas, dua nama yang keluar dari mulut Megawati sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang diusung PDIP. Dua sosok yang memang sudah beredar selama ini akan menjadi kombinasi koalisi antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDIP.
Keterpilihan Gus Ipul dan Azwar Anas ini pun mengakhiri spekulasi pilihan hati PDIP, yang sebelumnya disebut-sebut akan mencalonkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 Djarot Saiful. Saat mengumumkan kedua pasangan ini juga Megawati tampak sumringah. Megawati kerap berkelakar memberi teka teki kepada hadirin saat pengumuman siapa sosok tersebut.
Kata pertama yang tercetus dari Megawati sebelum membuka sosok Gus Ipul kepada publik juga, Megawati menyebut sosok cagub Jatim itu orang yang telah lama ia kenal dan dekat dengan Presiden Keempat Abdurahman Wahid (Gus Dur). Ia pun menerawang ingatannya kepada mendiang Gus Dur yang pernah memintanya menjadikan Gus Ipul anak angkat dari Megawati, untuk dapat mengajari Wakil Gubernur Jatim tersebut.
Alhasil, bukan hanya diajari, permintaan Gus Dur itu juga sudah diwujudkan Megawati dengan mengusung Gus Ipul menuju kursi Jawa Timur satu. Megawati bahkan memiliki panggilan kesayangan kepada Gus Ipul dengan sebutan Cipul. Beberapa kali ia pun selalu memuji sosok Gus Ipul dengan segudang prestasi yang ditorehkannya mulai dari mendapat 31 penghargaan di bidang transportasi publik maupun inovasi pelayaan publik.
Meskipun pada kesempatan tersebut, Megawati menyebut Gus Ipul sebagai 'anak hilang'. Ia menyebut demikian, karena Gus Ipul memang pernah menjadi anggota DPR dari PDIP hasil Pemilu 1999. Hal itu juga yang dia sampaikan sebelum mengumumkan identitas Gus Ipul.
Namun diketahui Gus Ipul memilih meninggalkan PDIP dan bergabung dengan PKB pada 2001. Memang pada saat itu hubungan PDIP-PKB agak merenggang seiring dengan merenggangnya Gus Dur dengan Megawati.
Sementara sosok pendamping Gus Ipul, Azwar Anas juga tak kalah dibanggakan oleh Presiden Kelima RI tersebut. Megawati sebelum mengumumkan nama Azwar Anas secara jelas, menyebut sosok Azwar sosok yang lincah, anak generasi milenial dan charming.
Memang Megawati beberapa kali dalam pidatonya tersebut menekankan kata milenial. Tampak ya menyadari zaman telah berubah, membuat calon-calon kepala daerah yang hendak diusung pun memenuhi kategori tersebut.
Selain itu, kepiawaian Azwar dalam memimpin dan memajukan Kabupaten Banyuwangi itu juga menjadi salah satu kebanggaan Megawati. Hal ini juga yang membuat Azwar dijadikan pendamping Gus Ipul.
Bukan hanya itu, ia menyebut potensi kepemimpinan Azwar juga sudah mulai ia cermati saat Azwar menjadi anggota MPR termuda pada usia 24 tahun. Sejak saat itu, ia telah menerka perjalanan karier politik Azwar cukup baik, dan itu pun terbukti saat ini. Dari semula Banyuwangi yang belum menjadi apa-apa, kini sudah jauh melesat mengalami kemajuan di tangan dingin Azwar.
Namun demikian, apakah dua kiprah bagus kedua sosok tersebut sudah memberi kelegaan bagi Megawati dan PDIP untuk memenangi pertarungan politik di Jatim? Mungkin jawaban tersebut bisa dijawab normatif dari harapan Megawati terhadap kedua sosok pasangan ini.
Di akhir pernyataannya saat mengumumkan pasangan Gus Ipul-Azwar Anas, Megawati menyebut pengalamannya sebagai presiden mengarahkannya untuk menunjuk pemimpin yang memang dibutuhkan rakyat. Pemimpin yang ia maksud tersebut tentunya, bukan yang ingin mencari kekuasaan dan memperkaya diri sendiri. Namun adalah dapat membangun daerah dan memajukan daerahnya.
Tentu bagi Megawati, dua sosok ini telah terbukti memberikan sumbangsihnya kepada Indonesia melalui penguatan daerahnya masing-masing. Ia juga menolak anggapan yang menyebut tidak ada unsur PDIP, dari dua sosok pasangan calon tersebut. Azwar Anas baginya telah mewakili PDIP.
Sehingga kombinasi dua orang diyakini Megawati, dapat menyatukan suara di wilayah Mataraman dan Tapalkuda yang selama ini menjadi basis perebutan suara. Bagi Mega dengan nada optimistis, selagi PDIP dengan partai koalisi solid bersama Gus Ipul-Azwar Anas Solid, maka kemenangan sudah ada di depan mata.
Ya semoga saja, anak yang dulu 'hilang' itu tak kembali hilang ya bu..